Menjelang peresmian pada 5 Juli 2013,
Rumah Sakit Semen Padang mulai mengoperasikan alat-alat medis canggih.
Rumah sakit tersebut menggelar demo operasi usus buntu, Senin (1/7). Demo operasi usus buntu itu menggunakan peralatan canggih untuk memotong
sumber penyakit. Sistem yang digunakan memasukkan kamera ke perut
pasien. Kemudian proses operasi tidak dilakukan dengan pembedahan
terbuka. Namun menggunakan alat yang dioperasikan dari luar.
“Sistem ini disebut laparascopy. Yakni dengan sistem ini luka yang
dibuat jauh lebih kecil, sehingga tidak ada otot yang dipotong.
Keuntungannya, tiga hari habis operasi, pasien sudah dapat beraktivitas
lagi,” ungkap dr. M. Iqbal Rivai, Sp.B-BKD memaparkan sebelum memulai
demo.
Dijelaskannya, proses operasi dengan sistem laparascopy juga kecil
kemungkinan infeksi, karena luka yang timbul sangat sedikit. “Alat ini
sudah mewakili sentuhan kita di dalam tubuh pasien, kita melakukan dari
luar. Selain itu diagnotis kita terha-dap penyakit lebih nyata, karena bisa melihat langsung kondisi dalam tubuh pasien,” sebut Iqbal.
Demo itu digelar guna memastikan efektinya penggunaan sistem laparascopy dalam melakukan operasi penyakit dalam. Proses operasi disaksikan oleh ibu-ibu Forum Komunikasi Ikatan Keluarga (FKIK) Semen Padang dan Dharma Wanita Bank Nagari.
Secara hitungan medik, luka yang disebabkan laparascopy hanya berkisar antara 0,3 sampai 1 Cm. Namun menggunakan sistem ini untuk penglihatan dalam tubuh menggunakan kamera yang mampu memperbesar objek hingga 20 kali. “Secara kosmetik, luka 0,3 Cm itu jelas dapat hilang atau disembunyikan,” ujarnya.
Sistem ini tidak hanya dapat digunakan dalam operasi usus buntu. Melainkan banyak penyakit dalam lainnya. Seperti, batu kandung empedu, hernia, perlengketan usus, kelainan di usus besar dan halus, kelainan pada hati, pankreas, lambung dan operasi kandungan (batu kista).
Direktur Utama SPH, dr. Ronny Novianto, M.Kes mengatakan, kegiatan live demo laparascopy tersebut merupakan rangkaian acara menuju Grand Opening Semen Padang Hospital. “Dengan terlaksananya acara ini masyarakat dapat mengetahui, operasi menggunakan alata canggih sudah dapat dilakukan di Sumbar. Sehingg operasi laparascopy dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan layanan tersebut,” ujarnya Ronny.
Biaya operasi memang agak lebih besar. Namun akan lebih efisien jika dibandingkan dengan lama rawat inap yang lebih pendek.
sumber:singgalang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar