Minggu, 04 Maret 2012

Berbagai hal unik dari mesin pencari Google


Google mungkin sudah menjadi website yang kita kunjungi sehari-hari dan hampir setiap saat kita gunakan. Tetapi mungkin masih banyak yang belum tahu, banyak keunikan tersembunyi yang bisa kita lihat dari mesin pencari no 1 ini. Berikut diantara berbagai keunikan google yang bisa kita lihat dan coba sendiri.

Memutar halaman Google 360 derajat

Buka Google ( www.google.com ) dan ketikkan do a barrel roll, maka sebelum selesai mengetik, lihat kejutan dengan tampilan animasi halaman google yang memutar 360 derajat.

Logo dan menu Google jatuh bertebaran

Buka halaman web google, kemudian ketikkan google gravity, tetapi jangan di tekan Enter terlebih dahulu, melainkan klik link I’m Feeling Lucky (jika membuka Google.com) atau klik Saya lagi beruntung (ketika membuka google.co.id) dan lihat animasi yang muncul setelahnya.


masih ada yang unik, kita bisa menarik logo atau link-link yang berjatuhan dan menggeser atau melempar keatas, dan otomatis mereka akan jatuh kembali, seakan karena adanya gaya gravitasi.

Membuat tampilan halaman google miring

Sebelumnya tips ini bisa didapatkan dengan mengetikkan kata atau pencarian tilt, tetapi sepertinya efek itu tidak muncul lagi. Alternatifnya, ketikkan kata pencarian askew, dan lihat perubahan tampilan google yang sekarang menjadi miring.

Google recursion

Recursion dapat di artikan sebagai kegiatan atau proses yang dilakukan secara berulang-ulang. Ketika kita mengetikkan kata recusrion di google, sebelum hasil pencarian google akan tampil rekomendasi “Did you mean: recursion” jika kita klik makan akan kembali tampil seperti itu dan demikian seterusnya.

Animasi link google menjadi bola/bulatan

Buka halaman web google.com kemudian ketikkan kata google sphere tetapi jangan di tekan enter, melainkan klik lagi link I’m feeling Lucky atau Saya lagi beruntung (dalam bahasa Indonesia) dan lihat perubahan tampilan web google.

Jika anda mempunyai tips atau trik lain berkaitan dengan mesin pencari Google ini, silahkan berbagi melalui komentar. Jika dengan web browser yang digunakan tidak tampil seperti animasi atau efek diatas, mungkin web browser yang digunakan tidak mendukung, coba gunakan browser terbaru semisal Chrome atau Firefox.



ebsoft

Kamis, 01 Maret 2012

Kerusakan Hutan Biang Banjir Bandang Pasir Putih Kecamatan Lengayang?




Banjir bandang yang terjadi Rabu malam di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, merusak ratusan bangunan warga dan fasilitas umum di Kecamatan Tigo Nagari dan Kecamatan Simpati.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pasaman, 13 jembatan rusak berat dan ringan serta sekitar 1 kilometer fasilitas jalan umum rusak di sembilan titik. Banjir bandang juga merusak 174 unit rumah warga serta menghalau 18 saluran irigasi yang ada di dua kecamatan tersebut.

Hingga siang ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman tidak menemukan adanya korban jiwa akibat bencana alam tersebut.

"Angka kerusakan ini bisa berubah karena pendataan masih terus dilakukan, terutama di Kecamatan Simpati," kata Kepala BPBD Pasaman, M Nasir pada VIVAnews, Kamis,23 Februari 2012.

Menurut Nasir, banjir bandang yang terjadi hanya sekitar lima jam tersebut membawa material kayu dan tanah sehingga mengakibatkan longsor. Kondisi ini yang membuat Walhi Sumbar menduga, banjir bandang terjadi akibat penurunan fungsi hutan.

Direktur Walhi Sumbar Khalid Saefullah pada VIVAnews menyatakan, kurangnya resapan air di areal hulu sungai Batang Malampah disinyalir menjadi penyebab bencana tersebut. "Kita menduga kuat ke arah sana, karena hasil investigasi Walhi dalam beberapa tahun belakangan, degradasi hutan di sana mencapai 20 persen," tegasnya.

Menurut Khalid, kondisi diperparah dengan topografi kawasan di Pasaman yang dipenuhi perbukitan dengan kemiringan beragam. "Ekologis dan topografi wilayah setempat yang memaksa agar aktivitas kerusakan dihentikan," tegasnya.

Kebijakan Kayu Lokal

Selain kondisi tersebut, aktivis Walhi ini juga menyentil kebijakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kayu di tingkat lokal. Ia menilai, tidak adanya kebijakan tersebut membuat pemenuhuan kayu lokal terkesan simpang siur.

"Hasil kayu perusahaan pemilik HPH cenderung ke luar dari Sumbar, sehingga dari mana masyarakat Sumbar bisa memperoleh kayu kualitas terbaik seperti Meranti dan Banio kalau tidak dari hutan lindung?" ujar Khalid mempertanyakan.

Ia juga menyentil lemahnya penindakan terhadap pelaku illegal logging yang tidak tercover dengan UU Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Persoalan ini yang dinilai Khalid memperumit masalah kehutanan secara nasional sehingga degradasi hutan sulit dihindari.

 "Jika ingin mengatasi persoalan ini, penegakkan hukum terhadap pelaku illegal logging mesti serius dan ada upaya meningkatkan perekonomian masyarakat di pinggir kawasan hutan," ujarnya. Ia menduga, masalah ekonomi masyarakat di pinggir kawasan hutan kerab dimanfaatkan para cukong untuk mengeruk keuntungan.

Bantahan Pemerintah

Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Hendri Oktavia secara terpisah mengaku tak ingin buru-buru menyimpulkan kerusakan hutan menjadi penyebab banjir. "Saya mendengar itu dan perlu pengajian lebih lanjut apakah kayu yang hanyut dibawa banjir bandang akibat illegal logging,” katanya pada VIVAnews.

Terkait kebijakan pemenuhan kayu di tingkat lokal, ia mengaku, pemerintah telah mewajibkan perusahaan pemilik HPH untuk menyisihkan 5 persen dari total produksinya untuk memenuhi kebutuhan kayu lokal. Dalam setahun, menurutnya, hasil kayu dari dua perusahaan HPH di Sumbar mencapai 60 ribu meter kubik.

Pemenuhan kayu untuk kebutuhan lokal juga dipasok dari hutan tanaman rakyat yang pada 2011 lalu telah mencapai 40 ribu meter kubik. "Jika dikalkulasikan, produksi kayu untuk kebutuhan lokal mencapai 52 ribu meter kubik per tahun, 5 persen dari perusahaan HPH," tambahnya.

Hendri membantah jika produksi kayu dari perusahaan HPH diekspor ke luar. Mekanismenya, ujar Hendri, kayu olahan dari perusahaan HPH dijual ke perusahaan plywood yang diolah dalam berbagai jenis. “Hasil olahannya berupa kunsen dan bentuk lainnya bisa jadi masuk kembali ke pasar Sumbar," terangnya.

Apakah kayu sebanyak 52 ribu meter kubik tersebut memenuhi kebutuhan kayu di Sumbar dalam setahun? Pertanyaan ini yang agak sulit dijawab pihak Dinas Kehutanan Sumbar. "Saya rasa cukup, tapi sejauh ini kita tidak pernah menghitung itu karena standar kriteria kebutuhan kayu ini tidak seperti kebutuhan masyarakat akan beras," kata Hendri.



vivanews